.........
Perlawanan tidak hanya berbentuk perlawanan fisik, tetapi juga perlawanan intelektual berbasis di desa Pager Resi Cibinong yang dipimpin oleh Buyut Nyai Dawit. Ia menulis syair perlawanan berjudul Sanghyang Sikshakanda Ng Karesyan (1518). Di kalangan penganut agama lokal, mereka yang beragama Islam dissebut sebagai kaum langgara, dan tempat berkumpulnya disebut langgar. Selanjutnya, penyebaran Islam di tanah Betawi antara tahun 1527-1650, dilanjutkan oleh Pangeran Sugi dari Kampung Padri dan Kong Ja`mirin dari Kampung Marunda. Menurut Ridwan Saidi, pada masa 1650-1750, tidak diketahui lagi mengenai ulama yang memberikan kontribusi terhadap penyebaran dan perkembangan Islam di tanah Betawi.
.........
Masih dalam artikel yang sama dengan yang disebut pada tulisan terdahulu, pada alinea selanjutnya tertulis sebagaimana cuplikan di atas. Jadi bingung... Dari mana beliau bisa menyebutkan bahwa naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesyan 'terbit' di Cibinong? Padahal, setahu saya, naskah tersebut ditemukan di Kabuyutan Ciburuy, sebuah kampung yang mewarisi peninggalan-peninggalan kerajaan Sunda, di kaki Gunung Cikuray, Garut.
No comments:
Post a Comment